Wednesday, July 5, 2017

Mudik Tapi Tidak Shalat, Apakah Berdosa?


 بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


Pertanyaan : 

Assalamu alaikum wr wb.
Ustadz, pada lebaran ini kita umat Islam banyak yang mudik. Tapi kalau saya perhatikan, dari sekian banyak pemudik itu, yang bensr-benar menjaga shalat lima waktu hanya seberapa saja. Selebihnya kok pada tidak shalat ya. Apakah mudiknya jadi dosa dan haram? Mengapa banyak umat Islam yang kurang memperhatikan masalah ini?
Wassalam



Jawaban : 
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Mudik memang salah satu tradisi terbesar yang sulit dihilangkan dari umat Islam, khususnya di negeri kita ini. Meski tidak ada perintah khusus dari Nabi SAW tentang kebiasaan mudik, namun karena sudah menjadi tradisi, rasanya kalau lebaran tidak mudik seperti melakukan dosa besar.
Tetapi lepas dari urusan mudik itu ada perintah syar'inya atau tidak, yang jelas dalam kenyataannya ada gelombang jutaan manusia yang melakukannya.
Salah satu masalah yang sering dilupakan orang saat mudik masalah shalat lima waktu yang banyak ditinggalkan. Seolah-olah mudik itu adalah salah satu hal yang membebaskan seseorang dari kewajiban shalat.

Padahal mudik atau tidak mudik, shalat lima waktu tetapi wajib. Tidak ada istilah mudik lalu meninggalkan shalat. Berikut ini beberapa kita dalam menjaga shalat lima waktu tatkala kita mudik.

1. Jangan Malas Shalat di Jalan

Di sepanjang jalur mudik, bagi mereka yang mudik naik kendaraan mobil, sepeda motor atau bus, ada begitu banyak masjid yang siap menampung kita menjalankan kewajiban shalat lilma waktu.

Kalau pun semua itu penuh dengan orang mudik, tidak ada salahnya shalat di atas tanah. Karena tanah itu suci dan tidak najis. Bahkan masjid nabawi di masa Rasulullah SAW pun beralaskan tanah. Tidak ada alasan bagi kita untuk shalat di atas tanah, sebab sepanjang hidupnya beliau SAW dan para shahabat selalu shalat di atas tanah.

Satu hal yang perlu diketahui bahwa beliau SAW dan para shahabat shalat sehari-hari tanpa melepas alas kaki. Mereka masuk masjid dan shalat berjamaah lima waktu dengan memakai sendal dan sepatu.

Makanya kita tidak pernah mendapatkan hadits yang bercerita bahwa ada shahabat yang kehilangan sendal di masjid. Sebab sendalnya selalu dipakai dan tidak pernah ditinggal di luar masjid.
Kalau pun tidak tega shalat di atas tanah, mungkin karena takut najis atau kotor, minimal bisa dengan alas koran, jaket, sarung atau apapun yang sekiranya bisa dijadikan alas. Intinya tetap harus shalat dan tidak harus bergantung dari ada atau tidak adanya mushalla atau masjid. Dimana saja di permukaan bumi ini kita bisa mengerjakan kewajiban asasi sebagai muslim, yaitu shalat lima waktu.

2. Manfaatkan Fasilitas Jamak Shalat

Mudik itu perjalanan yang jauh, rata-rata pemudik sudah memenuhi syarat sebagai musafir. Sebagai musafir, dalam perjalanan mudik kita boleh menjamak shalat. Maka manfaatkanlah 'fasilitas' jamak ini sebaiknya-baiknya. Jangan beralasan bahwa mudik itu repot, macet, ribet, lalu kita tinggalkan shalat lima waktu.

Untuk shalat Dzhuhur dan Ashar, kita bisa menjamaknya di waktu Dzhuhur atau pun di waktu Ashar. Terserah pilih mana yang lebih nyaman dan memungkinkan. Begitu juga dengan Maghrib dan Isya', bisa dijamak di waktu Isya' yang cukup panjang waktunya.

Tetapi hati-hati untuk shalat Shubuh, karena tidak bisa dijamak. Oleh karena itu upayakan untuk shalat Shubuh ini kita lakukan dengan benar sesuai ketentuannya.
Semoga mudik kita mendapatkan keberkahan dari Allah SWT dengan tetap menjaga shalat lima waktu.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warhamatullahi wabarakatuh.
Ahmad Sarwat, Lc.,MA
sumber
http://www.rumahfiqih.com/konsultasi-1372773803-mudik-tapi-tidak-shalat-apakah-berdosa.html

Semoga kita dimudahkan dalam Safar. Amin


Wallahu a’lam bish-shawabi.

Bagikan

Jangan lewatkan

Mudik Tapi Tidak Shalat, Apakah Berdosa?
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.